Ahmad Dhani’s Legal Case: a Forensic Linguistic Study of Defamation

Sailal Arimi, Munzila Adelawati

Abstract


This forensic linguistics study aims to evaluate whether the prosecutors of the South Jakarta and Surabaya District Courts in the case of hate speech committed by Ahmad Dhani (AD) are in accordance with the Electronic Information and Transaction Law (ITE Law) Number 11 of 2018 and ITE Law Number 19 of 2016. In addition, this research also aims to determine the qualifications of hate speech in AD's case. Data was collected through the documentation method, which includes collecting data that has been circulating in the community online, following the legal process written in the South Jakarta and Surabaya Case Tracking Information System (SIPP), and looking at the results of the District Court decisions that have been legally binding (Inkracht) Number 370/Pid.Sus/2018/PN JKT.SEL and Number 275/Pid.Sus/2019/PN Sby. After the data was collected it was analyzed using a forensic linguistic approach. The language data of the legal case was analyzed through the approach of the internal structure of language, namely semantics, and the external structure of language which includes sociolinguistics and pragmatics. The results of this study show that the speech used by AD has negative diction and can demean his speech partners, then the prosecutor's charges against AD were not found to abuse the 2016 ITE Law and there were no rubber articles that caused multiple interpretations.

 

Abstrak


Kajian linguistik forensik ini bertujuan mengevaluasi apakah tuntutan jaksa Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan Surabaya dalam kasus ujaran kebencian yang dilakukan oleh Ahmad Dhani (AD) sesuai dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Nomer 11 Tahun 2018 dan UU ITE Nomor 19 Tahun 2016. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan menentukan kualifikasi ujaran kebencian dalam kasus AD. Data dikumpulkan melalui metode dokumentasi, yang meliputi pengumpulan data yang telah beredar di masyarakat secara daring, mengikuti proses hukum yang tertulis di Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Jakarta Selatan dan Surabaya, dan melihat hasil putusan Pengadilan Negeri yang telah berkekuatan hukum tetap (Inkracht) Nomer.370/Pid.Sus/2018/PN JKT.SEL dan Nomer.275/Pid.Sus/2019/PN Sby. Setelah data terkumpul, analisis dilakukan menggunakan pendekatan  linguistik forensik. Data bahasa berkasus hukum tersebut dianalisis melalui pendekatan struktur internal bahasa, yaitu semantik, dan struktur eksternal bahasa yang mencakup sosiolinguistik dan pragmatik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tuturan yang digunakan AD memiliki diksi negatif dan dapat merendahkan mitra tuturnya. Dalam tuntutan jaksa kepada AD tidak ditemukan penyalahgunaan UU ITE 2016 dan tidak terdapat pasal karet yang menyebabkan multitafsir.



Keywords


Ahmad Dhani; forensic linguistics; ITE Law

Full Text:

PDF

References


Ajurah, N. (2018). Perkembangan Makna Peyoratif pada Kata Bahasa Inggris “Idiot” Sebuah Kajian Etimologi. Apollo Project, 7(1), 31–38. https://ojs.unikom.ac.id/index.php/apollo-project/article/view/2101/1432. https://doi.org/10.34010/apollo.v7i1.2101

Annur, C. M. (2022). Hampir 400 Orang Dituntut dengan UU ITE dalam 9 Tahun Terakhir. Databoks.Katadata.co.id. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/07/18/hampir-400-orang-dituntut-dengan-uu-ite-dalam-9-tahun-terakhir

Aptika, A. (2022). Ahli Hukum dan Akademisi Nilai Revisi UU ITE Persempit Ruang Multitafsir. Aptika.Kominfo.Go.Id. https://aptika.kominfo.go.id/2022/09/ahli-hukum-dan-akademisi-nilai-revisi-uu-ite-persempit-ruang-multitafsir/

Brown, P., & Levinson, S. (1987). Politeness: Some Universals In Language Usage. Cambridge University Press. https://doi.org/10.1017/CBO9780511813085

Bukhroni, F. L. W., & Aisyah, V. N. (2020). Framing Kasus Ujaran Kebencian di Televisi. Jurnal Komunikasi Global, 9(1), 80–96. https://doi.org/10.24815/jkg.v9i1.15990

Coulthard, M., & Johnson, A. (2005). An Introduction to Forensic Linguistics: Language in Evidence. Routledge.

Damarjati, D. (2016). Antara Ahmad Dhani dan FPI, Dulu Berseteru Kini Bersatu antara Ahmad Dhani dan FPI, Dulu Berseteru Kini Bersatu. Detiknews. https://news.detik.com/berita/d-3339661/antara-ahmad-dhani-dan-fpi-dulu-berseteru-kini-bersatu

Fikri, C. (2023). Ahmad Dhani Sebut KPop seperti Covid-19, Netizen: Mengawini Teman Istri Juga Wabah. https://www.beritasatu.com/lifestyle/1059506/ahmad-dhani-sebut-kpop-seperti-covid19-netizen-mengawini-teman-istri-juga-wabah

Hanifah, N., Salsabila, A. H., & Jakarta, H. (2023). Variasi bahasa pada masyarakat tutur Kota Jakarta Selatan. Diglossia, 14(April), 120–126. http://journal.unipdu.ac.id:8080/index.php/diglosia/ https://doi.org/10.26594/diglossia.v14i2.2885

Instagram. (2024). @ahmaddhaniofficial. Instagram. https://www.instagram.com/ahmaddhaniofficial/

Irene Pabuntang. (2022). Pelanggaran Prinsip Kesantunan Berbahasa dalam Acara “Pagi-Pagi Pasti Happy.” Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Hasanuddin, 1(9), 1057–1066. https://www.bajangjournal.com/index.php/JIRK/article/view/1447. https://doi.org/10.23960/Kata.v9.i1.202104

KBBI. (2021). Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring (Edisi 5). https://kbbi.kemdikbud.go.id/

Leech, G. N. (1983). The Principle of Pragmatics (London). Cambridge.

Ningrum, D. J., Suryadi, S., & C., & Wardhana, D. E. (2018). Kajian Ujaran Kebencian di Media Sosia. Jurnal Ilmiah Korpus, 2(3), 241–252. https://doi.org/10.33369/jik.v2i3.6779

Olsson, J. (2008). Forensic Linguistics. Continuum.

Pastika, I. W. (2021). Peran Konteks dalam Penentuan Makna Tersirat Teks: Kasus Tiga Teks Forensik Bahasa Indonesia. Stilistika: Journal of Indonesian Language and Literature, 1(1), 82. https://doi.org/10.24843/stil.2021.v01.i01.p07

Permatasari, D. I., & Subyantoro, S. (2020). Ujaran Kebencian Facebook Tahun 2017-2019. Jurnal Sastra Indonesia, 9(1), 62–70. https://doi.org/10.15294/jsi.v9i1.33020

Rusdiansyah, R. (2020). Hukum dan Linguistik Forensik. Al-Amwal : Journal of Islamic Economic Law, 5(1), 21–31. https://doi.org/10.24256/alw.v5i1.1420

SIPP Jakarta Selatan. (2018). Informasi Detail Perkara Dhani Ahmad Prasetyo. Sistem Informasi Penelusuran Perkara Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. https://sipp.pn-jakartaselatan.go.id/index.php/detil_perkara

SIPP Surabaya. (2019). Informasi Detail Perkara Dhani Ahmad Prasetyo. Sistem Informasi Penelusuran Perkara Pengadilan Negeri Surabaya. http://sipp.pn-surabayakota.go.id/index.php/detil_perkara#

Siregar, saputra husein. (2020). Bahasa dan Media Sosial pada UU ITE Pada Kasus Ahmad Dhani. Nady Al-Adab : Jurnal Bahasa Arab, 17(2), 25–35. https://journal.unhas.ac.id/index.php/naa/article/view/11043

Sugiyono. (2022). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Surahman, S. (2018). Public Figures Virtual Opinion Leader dan Kepercayaan Informasi Masyarakat. Wacana, 17(1), 53–63. https://doi.org/10.4324/9781315587714-6

Suryani, Y., Istianingrum, R., & Hanik, S. U. (2021). Linguistik Forensik Ujaran Kebencian terhadap Artis Aurel Hermansyah di Media Sosial Instagram. Belajar Bahasa: Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 6(1), 107–118. https://doi.org/10.32528/bb.v6i1.4167

Tamam, A. B. (2021). Ujaran Kebencian di Media Sosial Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia. Alamtara: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, 5(2), 91–105. https://doi.org/10.58518/alamtara.v5i1.678

Twitter. (2024). @ahmaddhaniprast. Twitter. https://twitter.com/ahmaddhaniprast

Widyatnyana, K. N., Rasna, I. W., & Putrayasa, I. B. (2023). Analisis Jenis dan Makna Pragmatik Ujaran Kebencian di dalam Media Sosial Twitter. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia, 12(1), 68–78. https://ejournal2.undiksha.ac.id/index.php/jurnal_bahasa/article/view/2216. https://doi.org/10.23887/jurnal_bahasa.v12i1.2216




DOI: https://doi.org/10.26499/surbet.v19i1.14995

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

  Laman Bahasa Ristekdikti Creative Commons License 

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.