Ironi Pemilihan Umum di Indonesia dalam Puisi “Ketika Indonesia Dihormati Dunia” Karya Taufik Ismail

NFN Basori

Abstract


The events that occur in the environment are inseparable from the observations and works of writers. Likewise about general elections. Elections are routine events in a country that adopts a democratic system. Taufik Ismail, who is one of the most prolific poets in Indonesia, also noted this election event. This research takes one of Taufik Ismail's poems with the theme of the general election, namely When Indonesia is Honored by the World (KIDD). KIDD's poetry is examined by its ironic elements in shaping meaning. Characteristics and types of irony that is in it and how the irony builds the meaning desired by the poet. Characteristics of irony utterances found in KIDD are semantic disparities and the use of hyperbolic force. Semantic disparities are characterized by lexical contradictions, the juxtaposition of words containing conflicting components of meaning, and the use or insertion of words with contrasting tunings. The use of hyperbole is the most powerful element seen in KIDD. This seems to be a style that is typical of Taufik Ismail. Hyperbolic speech is characterized by a violation of the quantity and quality maxim. The study of the type of irony shows that the KIDD poem contains a type of verbal irony as part of the structure of the pronunciation of irony. The type also found in this study is the type of situational irony. These characteristics and types of irony are used to build criticism, satire, and ridicule towards the Indonesian people. Such criticism, satire, and derision are arranged in a comparison or contrast between the past and the present.


Abstrak

Pemilihan umum merupakan peristiwa rutin dalam sebuah negara yang menganut sistem demokrasi. Taufik Ismail yang merupakan salah satu penyair produktif di Indonesia juga mencatat peristiwa pemilihan umum ini. Penelitian ini mengambil salah satu puisi Taufik Ismail yang bertema pemilihan umum, yakni Ketika Indonesia Dihormati Dunia (KIDD). Puisi KIDD dikaji unsur-unsur ironinya dalam membentuk makna. Ciri dan jenis ironi yang ada di dalamnya serta bagaimana ironi-ironi tersebut membangun makna yang diinginkan oleh penyair. Ciri tuturan ironi yang ditemukan dalam KIDD adalah kesenjangan semantis dan pemakaian gaya hiperbol. Kesenjangan semantis ditandai oleh kontradiksi leksikal, penjajaran kata yang mengandung komponen makna yang bertentangan, serta pemakaian atau penyisipan kata dengan laras yang kontras. Pemakaian hiperbol merupakan unsur yang paling kuat terlihat dalam KIDD. Tampaknya ini merupakan gaya yang khas Taufik Ismail. Ciri tuturan yang hiperbol itu ditandai oleh adanya pelanggaran terhadap maksim kuantitas dan maksim kualitas. Kajian atas jenis ironi menunjukkan bahwa puisi KIDD mengandung jenis ironi verbal sebagai bagian struktur pengucapan ironi. Jenis yang juga ditemukan dalam kajian ini adalah jenis ironi situasi. Ciri dan jenis ironi tersebut digunakan untuk membangun kritik, sindiran, dan cemooh terhadap bangsa Indonesia. Kritik, sindiran, dan cemooh tersebut disusun dalam sebuah pembandingan atau kontras antara masa lalu dan masa kini.


Keywords


Irony; poetry; Taufik Ismail; KIDD

Full Text:

PDF

References


Abrams, M. H. (1981). A Glossary of Literary Terms. Holt, Rinehart & Wanston.

Aditya, M., Mukti, M. A., & Lully, S. (2018). Kritik Sosial dalam Kumpulan Puisi Karya Taufiq Ismail. Asas Jurnal Sastra, 7(3), 10--18.

https://doi.org/10.24114/ajs.v7i3.10647

Choon-Soo, K. (1990). Poetry and Irony. The 20th World Congress of Poets.

Febrina, L. (2019). Gaya Kepenyairan Taufik Ismail dalam Sajak Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia. Jurnal Sastra Indonesia, 8(3), 197-202.

Fowler, R. (1991). Language in the News: Discourse and Ideology in the Press. In Language in the News: Discourse and Ideology in the Press. Routledge. https://doi.org/10.4324/9781315002057

https://doi.org/10.4324/9781315002057

Giora, R. (2001). Irony and its discontent. In The Psychology and Sociology of Literature, In Honor of Elrud Ibsch (pp. 165-184). John Benjamins Publishing Company. https://doi.org/10.1075/upal.35.11gio

https://doi.org/10.1075/upal.35.11gio

Giora, R., & Fein, O. (1999). Irony : Context and Salience. Metaphor and Symbol, 14(4), 241-257.

https://doi.org/10.1207/S15327868MS1404_1

Grice, H. P. (1976). Logic and Conversation. In Syntax and Semantics 3: Speech Arts (pp. 41--58). University College London. https://doi.org/10.2307/324613

https://doi.org/10.2307/324613

Hamzah, M. (2010). Melacak Jejak Pemikiran Taufiq Ismail Ihwal Pendidikan Lewat Puisi-Puisinya. Deiksis, 2(3), 178-196.

Husen, I. S. (1990). Ironi dalam Tiga Dongeng Voltaire: Zadig, Candide, dan L'Ingenu. Universitas Indonesia.

Iswatiningsih, D. (2005). Telaah Semiotika Ragam Bahasa Sastra Taufiq Ismail dalam Kumpulan Puisi "Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia." Humanity, 1(1), 17--22.

Kleden, I. (2004). Sastra Indonesia dalam Enam Pertanyaan; Esai-Esai Sastra dan Budaya. Freedom Institute.

Kusumawati, A. A. (2013). Pendidikan Karakter Bangsa dalam Puisi "Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia" Karya Taufiq Ismail. Adabiyyat, XII(2), 332--360.

https://doi.org/10.14421/ajbs.2013.12206

Leech, G. (1983). Principles of Pragmatics. Longman.

Martalena. (2016). Kajian Historis Kumpulan Puisi Tirani dan Benteng karya Taufiq Ismail. Diksa, 2(1), 33--42. https://doi.org/10.1016/j.cya.2015.11.011

https://doi.org/10.1016/j.cya.2015.11.011

Penny, W. K. (2011). A tragic harp: Ritual, irony and myth in the war poetry of Wilfred Owen. Language and Literature: International Journal of Stylistics, 20(2).

https://doi.org/10.1177/0963947010397846

Salikha, T. T. (2017). Analisis Strategi Off Record Ironi dalam Tuturan Merendahkan Orang Lain pada Drama Gakkou No Kaidan. Japanology, 5(1), 79-89.

Santosa, P. (2002). Kabar yang Bertolak dari Realitas: Politik dan Gerakan Mahasiswa dalam Sajak-sajak Taufik Ismail. Konferensi Internasional HISKI XIII.

Sayuti, S. A. (2005). Taufik Ismail: Karya dan Dunianya. Hanindita.

Searle, J. R. (1979). Expression and Meaning. Cambridge University Press.

https://doi.org/10.1017/CBO9780511609213

Septia, E., Marni, S., & Armet. (2019). Representasi Nilai Religi dan Kepengarangan Puisi-Puisi Karya Taufik Ismail. Jurnal POETIKA, 7(1), 32-50. https://doi.org/10.22146/poetika.43493

https://doi.org/10.22146/poetika.v7i1.43493

Shirazy, H. E. (2014). Berdakwah dengan Puisi (Kajian Intertekstual Puisi-Puisi Religius Taufiq Ismail). At-Tabsir Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, 2(1), 35-56. http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/462

Sudardi. (2005). Kritik Sosial Ala Taufik Ismail. Balai Bahasa DI Yogyakarta.

Susilo, A., Pratiwi, Y., & Sunoto. (2018). Relevansi Nilai Sosial dalam Antologi Puisi Malu Aku Jadi Orang Indonesia Karya Taufik Ismail dengan Muatan Isi Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 3(1), 75-81.

Zaidan, A. R. (1992). Ironi dalam Sajak Goenawan Muhamad. Universitas Indonesia.




DOI: https://doi.org/10.26499/surbet.v15i1.163

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

  Laman Bahasa Ristekdikti Creative Commons License 

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.