Analisis Wacana Perbedaan Agama dan Budaya dalam Film “Bidadari Mencari Sayap”
Abstract
This study aims to analyze the discourse in Aria Kusumadewa's film “Bidadari Mencari Sayap” using Teun van Dijk's theory which includes text analysis (macro structure, super structure, micro structure), social cognition, and social context. The type of the research is descriptive qualitative. Techniques in collecting data are observation and note technique. The result shows that the macro structure in this film raises the theme of a religious and cultural difference. This super structure film tells the story of a family formed from different religions and cultures that cause conflict. There are three parts of micro structure in this film: (1) semantics, this film is more directed at divine meanings from different points of view; (2) syntax, in the film there is coherence, using conjunctions and, but, then, because rather than using pronouns I and you; and (3) stilistics, the use of language almost entirely Indonesian but there are also some uses of slang and Betawi. Social cognition in this film raises the story of life from the perspective of marriage.The social context of this film shows the implicit messages that the film wants to convey to the audience regarding the importance of communication in dealing with differences.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan menganalisis wacana dalam film “Bidadari Mencari Sayap” karya Aria Kusumadewa menggunakan teori Teun van Dijk yang meliputi analisis teks (struktur makro,super struktur, dan struktur mikro), kognisi sosial, dan konteks sosial. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik simak dan catat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur makro pada film ini mengangkat tema tentang sebuah perbedaan agama dan budaya. Super struktur film ini berisi cerita tentang sebuah keluarga yang terbentuk dari agama dan budaya yang berbeda yang menyebabkan konflik. Struktur mikro dalam film ini terdapat tiga bagian, yaitu (1) semantik yang lebih mengarah kepada makna-makna ketuhanan berdasarkan sudut pandang yang berbeda; (2) sintaksis yang menunjukkan adanya koherensi dengan memakai kata penghubung dan, tetapi, lalu, karena daripada menggunakan kata ganti aku dan kamu; (3) stilistika menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan hampir secara keseluruhan menggunakan bahasa Indonesia. Akan tetapi, ada juga penggunaan bahasa gaul dan bahasa Betawi. Kognisi sosial pada film ini ialah cerita kehidupan melalui sudut pandang perkawinan. Konteks sosial film ini menunjukkan pesan-pesan tersirat yang ingin disampaikan kepada penonton mengenai pentingnya komunikasi dalam menghadapi sebuah perbedaan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Damayanti, M. N. (2011). Perspektif Multikultur, Kasus Film 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta. Desain Komunikasi Visual Nirmala, 13(1), 27-33.
https://doi.org/10.9744/nirmana.13.1.27-33
Eriyanto. (2001). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS.
Fauziyah, S. (2018). Counter Hegmoni atas Otoritas Agama pada Film Sang Pencerah. Infotmasi, 48(1), 79-93.
https://doi.org/10.21831/informasi.v48i1.17397
Firdasari, I. C. (2018). Analisis Wacana Talk Show Program Mata Najwa "Lelakon Antasari Azhar" di Metro TV. Suar Bentang, 13(1), 1-8.
https://doi.org/10.26499/surbet.v13i1.39
Imam, A. F. (2012). Analsis Wacana Van Dijk pada Lirik Lagu Irgga Tani (My Heart Go On). Journal of Arabic Learning and Teaching, 1(1), 1-8.
Kusno, A. (2017). Karakteristik Gaya Bahasa Kritikan Rizal Ramli: Kajian Analisis Wacana. Aksara, 28(2), 197-212. https://doi.org/10.29255/AKSARA.V28I2.131.197-212.
Mahsun. (2017). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Munanjar, A. (2016). Analisis Wacana Van Dijk Tentang Realitas Beda Agama pada Film Cin(t)a. Jurnal Komunikasi, VII(1), 1-6.
Oktavia, W. (2015). Variasi Jargon Chatting WhatsApp Grup Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia. Kata, 2(2), 317-325.
https://doi.org/10.22216/jk.v2i2.3644
Rivai, Y., & Tutik, A. D. (2020). Analisis Deiksis dalam Film "Yowis Ben 2" Karya Bayu Skak dan Fajar Nugros: Sebuah Kajian Pragmatik. Jalabahasa, 16(2), 132-142.
https://doi.org/10.36567/jalabahasa.v16i2.587
Sukayat, T. et. al. (2018). Analisis Wacana Pesan Dakwah pada Film Cinta dalam Ukhwah. Tabligh, 1(1), 91-110.
https://doi.org/10.15575/tabligh.v3i1.33
Suryana, T. (2011). Konsep dan Aktualisasi Kerukunan Antarumat Beragama. Ta'lim, 9(2), 127-136.
Syarifuddin. (2014). Agama dan Benturan Peradaban. Substantia, 16(2), 229-242.
Van Dijk, T. A. (2008). Discourse and Power. Palgrave Macmillan.
https://doi.org/10.1007/978-1-137-07299-3
Wahyuningtyas, B. P. (2014). Representasi Kekuatan, Kecerdasan, dan Cita Rasa Perempuan: Analisis Wacana pada Film " The Iron Lady." Humaniora, 5(1), 28-38.
https://doi.org/10.21512/humaniora.v5i1.2978
DOI: https://doi.org/10.26499/surbet.v16i1.215
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.