Bentuk dan Makna Ungkapan Fatis dalam Bahasa Dayak Ngaju

Muston Sitohang

Abstract


This article discussed forms and meanings of phatic in the Ngaju Dayak language. The data was obtained by recording technique. The findings of this study indicated that in the Ngaju Dayak language of Central Kalimantan, phatic expressions are delivered verbally. In general, phatic expressions in the Ngaju Dayak are in particles and words. Based on interviews with natives, there are several phatic expressions in the Ngaju Dayak. Some of the phatices found were in the form of particles bah, beh, bei, boh, ceh, ces, cih, cuh, duh, has, hey, hi and ih. Fatices in the form of words are akayah (-lah), and akuy. The phatic meaning of the particle is to show (1) sense of wonder, (2) annoyance, (3) amazement, (4) anger, (5) disappointment, (6) disgust, (7) condescension, (8) welcome, (9) affirmation, and (10) rebuke. While the meaning of phatic in the form of words are to express (1) pain, (2) awe, (3) joy, and (4) affirmation. The research also showed that some phatics in the Ngaju Dayak language are in positive communication, some of them actually have the meaning of demeaning, rebuking, and feeling angry.

Abstrak

Artikel ini membahas bentuk dan makna fatis dalam bahasa Dayak Ngaju. Data diperoleh dengan teknik rekam catat dan selanjutnya dideskripsikan bentuk dan maknanya. Temuan penelitian ini menunjukkan ungkapan fatis disampaikan secara verbal oleh penutur bahasa Dayak Ngaju Kalimantan Tengah. Pada umumnya ungkapan fatis dalam bahasa Dayak Ngaju berupa partikel dan kata. Berdasarkan wawancara dengan penutur, terdapat beberapa ungkapan fatis dalam bahasa Dayak Ngaju. Beberapa fatis yang ditemukan berbentuk partikel, yaitu bah, beh, bei, boh, ceh, ces, cih, cuh, duh, has, hei, hi, dan ih. Berbentuk kata, yaitu akayah (-lah) dan akui. Makna fatis berupa partikel menunjukkan (1) rasa heran, (2) rasa jengkel, (3) rasa takjub, (4) rasa geram, (5) rasa kecewa, (6) rasa jijik, (7) merendahkan, (8) mempersilakan, (9)  penegasan, dan (10) hardikan. Fatis berupa kata mengungkapkan (1) rasa sakit, (2) rasa kagum, (3) rasa gembira, dan (4) penegasan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa beberapa fatis dalam bahasa Dayak Ngaju digunakan tidak untuk membangun komunikasi yang positif, beberapa fatis tersebut justru mempunyai makna merendahkan, hardikan, dan rasa geram.

Keywords


Ngaju Dayak; particle; phatic; word

Full Text:

PDF

References


Faizah, H. (2012). Kategori Fatis dalam Bahasa Melayu Riau Dialek Kuok. Litera, 11(1), 60-70.

https://doi.org/10.21831/ltr.v11i1.1147

Fraenkel, J.R., Norman, E. W. (2007). How to Design and Evaluate Research and Education. New York: McGraw-Hill.

Keraf, G. (2004). Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende: Nusa Indah.

Kridalaksana, H. (2008). Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Pala, R. (2015). Bentuk Komunikasi Fatis dalam Bahasa Bugis Soppeng. Sawerigading, 21(3).

Rimawati, A. W. (2017). Komunikasi Fatis dalam Wacana Konsultatif. Skripsi. Universitas Sanata Dharma.

Sukri, M. R. (2008). Bahasa dalam Realitas Sosial. Mataram: Lembaga Cerdas Press.

Thaufik, G., Fauziah, H., & Ermanto. (2015). Kategori Fatis dalam Bahasa Melayu Kampar Kiri Kabupaten Kampar. Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran, 3(1), 46-70.

Waridin. (2008). Ungkapan Fatis dalam Acara Temu Wicara Televisi. Disertasi. Universitas Indonesia.

Yusra, H. (2012). Kategori fatis Bahasa Minangkabau dalam kaba Racak di Labuah. Skripsi. Universitas Negeri Padang.




DOI: https://doi.org/10.26499/surbet.v16i2.283

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

  Laman Bahasa Ristekdikti Creative Commons License 

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.