The Contrastive Analysis of Kinship Terminology in Cina Benteng and Hakka (Khek)

Inggrit Laurenza, Sonya Ayu Kumala

Abstract


Kinship terminology is a way of addressing someone who is bound to themselves because of blood, descent, and marriage. Kinship terminology is culturally bounded. Kinship systems are widely discussed in different areas of humanity studies, such as linguistics studies. Terminologies in the kinship system of both Cina Benteng and Khek will be used as the linguistic evidence of this research. Since it is an ethnolinguistics study, this research attempts to analyze the kinship terminology of two similar ethnic communities, Cina Benteng and Hakka (Khek) in Tangerang through the ethnolinguistic point of view. It aims to provide the kinship terminology in Cina Benteng and Khek and also to contrast the similarities and differences between the term of address and term of reference in the chosen communities. This research will utilize the kinship theory from Nanda, Burling, and Lounsbury. The data of this research are being collected by doing interviews, recording the interview, taking notes, dan observe the site. This research revealed that even though Cina Benteng and Khek communities belonged to the same root, they have some contrast in their referring and addressing system of kinship.

 

Abstrak


Istilah kekerabatan adalah kosakata yang digunakan untuk menyebut seseorang yang terikat dengan diri/penutur karena hubungan darah, keturunan, dan perkawinan. Istilah kekerabatan dalam sebuah bahasa terikat oleh budaya. Sistem kekerabatan dibahas secara luas dalam berbagai studi humaniora, termasuk linguistik. Istilah kekerabatan dalam sistem kekerabatan Cina Benteng dan Khek akan digunakan sebagai data atau bukti linguistik penelitian ini. Penelitian ini mencoba menganalisis terminologi kekerabatan dua komunitas etnis Tionghoa, yaitu Cina Benteng dan Hakka (Khek), di Tangerang dari sudut pandang etnolinguistik. Tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan istilah kekerabatan di Cina Benteng dan Khek serta untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dari istilah kekerabatan dan sapaan di komunitas itu. Penelitian ini menggunakan teori kekerabatan dari Nanda, Burling, dan Lonsburry. Data penelitian ini dikumpulkan dengan melakukan wawancara, perekaman, pencatatan, dan pengamatan di lokasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun berasal dari akar yang sama, komunitas Cina Benteng dan Khek memiliki beberapa perbedaan dalam sistem kekerabatan baik, dalam fungsi merujuk maupun memanggil.


Keywords


Cina Benteng; ethnolinguistics; Khek; kinship

Full Text:

PDF

References


Alkadrie, J., Hanifa, G., & Irawan, A. (2017). Dinamika Diaspora Subkultur Etnik Cina di Kota Singkawang. Intermestic: Journal of International Studies, 1(2), 130–143.

https://doi.org/10.24198/intermestic.v1n2.4

Azis, Z. A. et al. (2020). Kinship terminology in the Tamiang language: a Malay variety spoken in Eastern Aceh, Indonesia. SIELE (Studies in English Language and Education), 7(2). https://doi.org/10.24815/siele.v7i2.16802

Burling, R. (19720). Man’s Many Voices; Language and It’s Culture. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Chaer, A. (2011). Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Duranti, A. (2004). A Companion to Linguistic Anthropology. Oxford: Blackwell Publishing. https://doi.org/10.1111/b.9781405144308.2005.00003.x

Essi, H. (2011). The Kinship Systems of Kluet Ethnics in South Aceh. Banda Aceh: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh.

Foley, W. (2001). Anthropological Linguistics: An Introduction. Oxford: Blackwell Publishing.

Goodenough, W. H. (1957). Cultural Anthropology and Linguistics. In An Introduction to Sociolinguistics. Washington: Georgetown University Press.

Haerudin. (2017). Sistem Sapaan Kekerabatan Suku Sasak: Kajian Linguistik Kebudayaan. Lingua: Journal of Language, Literature, and Teaching, 14(1). https://doi.org/10.30957/lingua.v14i1.239

Haryani, E. (2020). Masyarakat Cina Benteng Kota Tangerang dan Model Ketahanan Budaya Keagamaan. Lektur Keagamaa, 18(2), 399–428. https://doi.org/10.31291/jlk.v18i2.799

Ikhsan Tanggok, M. (2015). Agama dan Kebudayaan Orang Hakka di Singkawang. Jakarta: Kompas.

Jonsen, K., Maznevsji, M. L., & Schneider, S. C. (2010). Gender differences in leadership-believing is seeing: Implications for managing diversity. Equally, Diversity and Inclusion: An International Journal, 19(6), 549–572.

Kumala, S. A. (2021). Spatial Narrative of Place Naming in Tangerang: Representation of Cina’s Benteng Cultural Identity. Proceeding of English Language, Literature, Teaching, and Translation International Symposium 2021, 90–98.

Kumala, S. A., & Lauder, R. M. T. M. (2021). Makna Toponim di Tangerang sebagai Representasi Keberadaan Etnis Cina Benteng di Tangerang: Sebuah Kajian Linguistik Historis Komparatif. Ranah, 10(2), 314–313. https://doi.org/10.26499/rnh.v10i2.4048

Lado, R. (1957). Linguistic Across Culture: Applied Linguistics for Language Teachers. Michigan: Michigan State University Press.

Leech, G. (1974). Semantics: The Study of Meaning. New York: Richard Clay Ltd.

Muhidin, R. (2017). Leksikon Kekerabatan Etnik Melayu Palembang. Ranah, 6(1). https://doi.org/10.26499/rnh.v6i1.258

Muhidin, R. (2019). Leksikon Kekerabatan Etnik Melayu Bangka di Kota Pangkalpinang. Medan Makna: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan, 17(2), 209. https://doi.org/10.26499/mm.v17i2.2142

Nanda, S. (1991). Cultural Anthropology. Belmont: Wadsworth Publishing.

Patimbano, L. G. L., Imbang, D., & Senduk, A. G. (2019). Istilah Kekerabatan pada Bahasa Sangihe (Suatu Kajian Linguistik Antropologi). Kajian Linguistik, 4(3). https://doi.org/10.35796/kaling.4.3.2017.24798

Perutu, S. H. (2019). Sebutan dan Sapaan dalam Istilah Kekerabatan Bahasa Tontemboan: Suatu Kajian Linguistik Antropologi. Kadera Bahasa, 2(2), 91–107. https://doi.org/10.47541/kaba.v2i2.56

Pujiyanto, A. (2009). Istilah-istilah Kekerabatan Masyarakat Kebumen: Sebuah Kajian Etnolinguistik. Leksika, 3(1). https://doi.org/10.30595/lks.v3i1.2244

Rina, N. (2018). Hubungan Kekerabatan Bahasa Minangkabau Tapan dengan Bahasa Kerinci Sungai Penuh. Gramatika, 4(1). https://doi.org/10.22202/jg.2018.v4i1.2327

Riski, P. et al. (2020). Ritual Ik Cek Yen Kou Etnis Cina di Kalimantan Barat. Balale: Jurnal Antropologi, 1(2), 54–60.

Ruriana, P. (2018). Terms of Kinship in The Banyuwangi Society. Sidoarjo: Balai Bahasa Jatim.

Rusbiyantoro, W. (2011). Penggunaan Kata Sapaan dalam Bahasa Melayu Kutai. Parole:Journal of Linguistics and Education, 2(1). https://doi.org/10.14710/parole.v2i1%20April.59-76

Sihombing, M. M. R. (2020). Sistem Kekerabatan Suku Batak Toba. Jurnal Sains dan Teknologi ISTP, 13(1). http://ejurnal.istp.ac.id/index.php/jsti/article/view/47

Suryadinata, L. (1984). Dilema Minoritas Tionghoa. Jakarta: Grafiti Press.

Utami, N. (2019). Eksistensis Orang-Orang Cina di Kalimantan Barat. Karmawibangga: Historical Studies Journal, 2(1). https://doi.org/10.31316/fkip.v2i1.327

Wardhaugh, R. (2006). An Introduction to Sociolinguistics (5th ed.). Oxford: Blackwell Publishing. https://doi.org/10.2307/590702

Wati Ode, E. (2017). Istilah Kekerabatan dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Korea (Suatu Analisis Kontrastif). Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Yuni Kristanti, R. (1999). A Semantic Study on Kinship Terminology of English and Chinese. Thesis. Universitas Sanata Dharma.




DOI: https://doi.org/10.26499/surbet.v17i2.442

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

  Laman Bahasa Ristekdikti Creative Commons License 

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.