Kearifan Ekologis dalam Cerita Rakyat Kalimantan Tengah: Kajian Ekokritik

Muhammad Rizal, Shabrina An Adzhani, Wildi Adila

Abstract


This article discusses the relationship between folklore originating from Central Kalimantan and the natural surroundings. Taking the object of two folklores entitled “Legenda Batu Bagaung” and “Dohong dan Tingang”. The article will question how the influence of this folklore in Central Kalimantan. The theory used is the ecocriticism theory by Endraswara. This theory examines how the narrative in the story will be relevant to the living environment in the area where the folklores originate. This article also uses ecocriticism as a method. Through this method, the author will discuss the relationship between folklore in Central Kalimantan and the natural surroundings. From the question and theory presented, the writer concludes that “Legenda Batu Bagaung” and “Dohong dan Tingang” as folklores have a position as a reminder for people to always protect their nature. In addition, these folklores are also considered to have no influence at all on the local community where the narrative of reminders to protect nature is ultimately ignored.

Abstrak

Artikel ini membahas hubungan cerita rakyat yang berasal dari Kalimantan Tengah dengan alam sekitar. Mengambil objek dari dua cerita rakyat dengan judul “Legenda Batu Bagaung” and “Dohong dan Tingang”, artikel ini mempertanyakan bagaimana pengaruh cerita rakyat tersebut terhadap daerah di Kalimantan Tengah. Teori yang digunakan adalah teori ekokritik sastra yang diusung oleh Endraswara. Teori itu mengulas bagaimana narasi dalam cerita akan relevan dengan lingkungan hidup yang ada di daerah tempat cerita rakyat berasal. Artikel ini juga menggunakan metode ekokritik. Melalui metode ini, peneliti akan membahas hubungan antara cerita rakyat di Kalimantan Tengah dan alam sekitar. Dari pertanyaan dan teori yang dipaparkan, penulis menyimpulkan bahwa “Legenda Batu Bagaung” dan “Dohong dan Tingang” sebagai cerita rakyat mempunyai posisi sebagai pengingat warga agar selalu menjaga alamnya. Di samping itu, cerita rakyat itu juga dianggap tidak mempunyai pengaruh sama sekali terhadap masyarakat lokal ketika narasi pengingat untuk menjaga alam pada akhirnya juga diabaikan.

Keywords


oral literature; study of ecocriticism; folklore; Central Kalimantan

Full Text:

PDF

References


Anwar, F. Y. (2020). Batu Bagaung dan Nisan Ratu. Yogyakarta: Adicita.

Arisa, Muhlis, Andi Srimularahmah, & Nur Rahmi. (2021). Hubungan Timbal Balik Manusia dan Alam dalam Legenda Ikan Bungo: Kajian Ekologi Sastra. Geram, 9(1), 74–81. https://doi.org/10.25299/geram.2021.vol9(1).5607

Ayu, K. (2021). Ekspansi Perkebunan Kelapa Sawit di Kalimantan Tengah: Mekanisme Politik di Balik Kerusakan Ekologi. Jurnal Sosiologi, IV, 61–71.

Azis, A. (2021). Tari Simo Gringsing, Sebuah Upaya Melestarikan Kearifan Lokal sebagai Media Pembelajaran Seni Tari di Kabupaten Batang. Ecucational: Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran, 1(1), 69–83. https://doi.org/10.51878/educational.v1i1.60

Bahardur, I., & Ediyono, S. (2017). Unsur-Unsur Ekologi dalam Sastra Lisan Mantra Pengobatan Sakit Gigi Masyarakat Kelurahan Kuranji. Basindo: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, Dan Pembelajarannya, 1(2), 24–30. https://doi.org/10.17977/um007v1i22017p024

BBC News. (2018). Orang utan: Dipenggal, dipotong tangan sebagai bukti, dan dijadikan “lauk". https://www.bbc.com/indonesia/trensosial-42879943

Dewi, R. K. (2019). Viral soal Pria Menembak Burung Rangkong, Ini Tanggapan KLHK. https://nasional.kompas.com/read/2019/06/19/19262011/viral-soal-pria-menembak-burung-rangkong-ini-tanggapan-klhk

Endraswara, S. (2016). Sastra Ekologis: Teori dan Praktik Pengkajian. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Servie).

Ester Suoth, A., Unon Purwati, S., Masitoh, S., H Hariandja, A., & Junaidy, E. (2020). Kandungan Merkuri dalam Beberapa Media Sekitar Penambangan Emas Skala Kecil (PESK) di Kalimantan Tengah. Jurnal Ecolab, 14(1), 43–52. https://doi.org/10.20886/jklh.2020.14.1.43-52

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (n.d.). Sungai dan Danau.

Khomisah. (2020). Ekokritik dalam Perkembangan Sastra. Al-Tsaqafa, 17(1), 83–94. https://doi.org/10.15575/al-Tsaqafa.v17i1.6032

Kurniawan, A. S., & Asman. (2019). Cerita Rakyat sebagai Fragmentaris Sastra Anak dan Kesesuaiannya dengan Perkembangan Anak. Seminar Nasional Bahasa dan Sastra, 3, 914–925.

Kusharsanto, Z. S., & Sugiri, A. (2013). Kajian Perilaku Masyarakat dalam Kaitannya dengan Fungsi Ekologis Kali Semarang di Kampung Purwodinatan dan Sumeneban. Jurnal Teknik PWK, 2(3), 649–660.

Novianti, R., Wasana, W., & Rosa, S. (2020). Refleksi Lingkungan dalam Kumpulan Cerpen Hikayat Bujang Jilatang Karya Afri Meldam (Tinjauan Ekokritik Sastra). Jurnal Elektronik Wacana Etnik, 9(1). https://doi.org/10.25077/we.v9.i1.138

Novrianti. (2016). Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah. Media Ilmiah Teknik Lingkungan, 1(2), 35–39.

Putri, N. Q. H., Rahman, H., & Afifah, N. F. (2019). Kearifan Lingkungan Masyarakat Dayak Benuaq dalam Novel Api Awan Asap: Kajian Ekokritik Gilford. Jurnal Satwika, 3(2), 132. https://doi.org/10.22219/satwika.vol3.no2.132-141

Reza, M., Lembah, G., & Harisah, S. (2021). Ekologi Sastra Lisan di Towale. Senarai Bastra, 1(2).

Setiawan, F. N., Nurmansyah, M. A., Nufiarni, R., & Eka, S. V. (2018). Manifestasi Kearifan Ekologis dalam Ritual “Karo” dan “Kasada”: Sebuah Perspektif Ekokritik. Atavisme, 21(2), 209–223. https://doi.org/10.24257/atavisme.v21i2.455.209-223

Setiawan, U. (2018). Pencemaran sungai Seranau resahkan warga. https://kalteng.antaranews.com/berita/286312/pencemaran-sungai-seranau-resahkan-warga

Setiawati, N. (2003). Cerita rakyat dari Kalimantan Tengah. Jakarta: Grasindo.

Silvana, A., Masduki, & Sulistyaningsih, T. (2017). Gerakan Sosial Yayasan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOS) Berbasis Komunitas dalam Penyelamatan. Seminar Nasional dan Gelar Produk | Senaspro 2017, 829–834.

Sugandi, D., Agustiawan, D., Febriyanti, S. V., Yudi, Y., & Wahyuni, N. (2021). Identifikasi Jenis Mikroplastik dan Logam Berat di Air Sungai Kapuas Kota Pontianak. Positron, 11(2), 112. https://doi.org/10.26418/positron.v11i2.49355

Udu, S. (2016). Sastra Lisan: Konservasi Lokal Cagar Biosfer Bumi Wakatobi. In on Literature an Earth (pp. 1559–1574).

Umsyani, Rizma Aulia, Nensilianti, S. S. S. (2021). Relasi Manusia dengan Nilai Kearifan Ekologis dalam Sastra Lisan Mantra Masyarakat Bugis:Kajian Ekokritik Glotfelty. Journal of Sciences and Humanities, 1(2), 81–92. https://doi.org/10.26858/SOCIETIES.V1I2.21626

Winarti, & Siti Hardiyanti Amri. (2020). Sastra Lisan sebagai Refleksi Kearifan Lokal dalam Menjaga Sikap, Perilaku, dan Etika. Sabbhata Yatra: Jurnal Pariwisata dan Budaya, 1(2), 139–156. https://doi.org/10.53565/sabbhatayatra.v1i2.259

Zulfa, A. N. (2021). Teori Ekokritik Sastra: Kajian terhadap Kemunculan Pendekatan Ekologi Sastra yang Dipelopori oleh Cheryll Glotfelty. Lakon: Jurnal Kajian Sastra Dan Budaya, 10(1), 50. https://doi.org/10.20473/lakon.v10i1.29774




DOI: https://doi.org/10.26499/surbet.v17i2.394

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

  Laman Bahasa Ristekdikti Creative Commons License 

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.