Spells to Repel Supernatural Beings in the Beliefs of the Sundanese Community
Abstract
The rapid development of technology can erode local culture, including myths. This study aims to document spells to repel supernatural beings in the beliefs of the Sundanese community. Specifically, this study aims to describe the form, meaning, function, context of use, and relevance of spells to repel supernatural beings in the Sundanese community. This study used qualitative descriptive methods. Data were obtained from interviews and questionnaires. The informants for this study consisted of one shaman and 58 respondents. The interview was conducted on 14 and 26 September 2023. The questionnaire was distributed on 22-25 September 2023. The results of this study show that first, the form and meaning of the spell to repel supernatural beings in the beliefs of the Sundanese community are the lingual forms of anak bedul, anak kunyuk, anak monyet, mata peda, aki, and nini. Second, Sundanese people view the existence of supernatural beings not as a myth. Third, the majority of the Sundanese community thinks that the spell to repel supernatural beings functions to ask for protection from God. Fourth, the spell to repel supernatural beings is only used when visiting empty/abandoned, dirty, and damp places. Fifth, the majority of research respondents considered that supernatural creature barrier spells are still very effective to use in the present and the future.
Abstrak
Dewasa ini, perkembangan teknologi berpotensi menggerus budaya lokal, tidak terkecuali mitos. Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan mantra penghalang makhluk gaib dalam kepercayaan masyarakat Sunda. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, makna, fungsi, konteks penggunaan, dan relevansi mantra penghalang makhluk gaib bagi masyarakat Sunda. Agar tujuan penelitian dapat tercapai, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh dengan teknik wawancara dan teknik sebar kuesioner. Adapun informan penelitian ini terdiri atas satu orang dukun dan 58 responden. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 14 dan 26 September 2023 (wawancara) dan tanggal 22 s.d. 25 September 2023 (sebar angket kuesioner). Penelitian ini menemukan lima temuan. Pertama, bentuk dan makna mantra penghalang makhluk gaib yang menunjukkan bahwa masyarakat Sunda memercayai makhluk gaib adalah bentuk lingual anak bedul, anak kunyuk, anak monyet, mata peda, aki dan nini. Kedua, masyarakat Sunda memandang keberadaan makhluk gaib bukanlah sebuah mitos. Ketiga, mayoritas masyarakat Sunda menganggap bahwa fungsi mantra penghalang makhluk gaib adalah untuk memohon perlindungan kepada Allah Swt.. Keempat, mantra penghalang makhluk gaib hanya digunakan pada saat mendatangi tempat kosong/terbengkalai, kotor, dan lembap. Kelima, mayoritas responden penelitian menganggap bahwa mantra penghalang makhluk gaib masih sangat ampuh digunakan pada masa kini dan masa mendatang.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Afnan, D. (2022). Mitos Larangan Menikah antara Orang Jawa dengan Orang Sunda dalam Perspektif Masyarakat Modern. Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal, 2(1), 157–176. https://doi.org/10.21009/arif.021.10
Aminuddin. (2011). Semantik: Pengantar Studi tentang Makna. (H. Suryana, Ed.) (4th ed.). Sinar Baru Algensindo.
Andriani, Y. Y., & Adelia, S. C. (2022). Mantra Pertahanan Diri Perempuan Sunda di Dusun Pamagangan Kabupaten Pangandaran: Kajian Sastra Lisan Albert B. Lord. Arif: Jurnal Sastra Dan Kearifan Lokal, 1(2), 242–259. https://doi.org/10.21009/arif.012.05
Barker, C. (2003). Cultural Studies Theory and Practice (2nd ed.). SAGE Publications.
Barthes, R. (1972). Mythologies. The Noonday Press.
Campbell, J. (1968). The Hero with A Thousand Faces (2nd ed.). Princeton University Press Digital.
Chaer, A. (2009). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Rineka Cipta.
Creswell, J. W. (2009). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches (3rd ed.). SAGE Publications, Inc.
Dewantara, K. H. (2013). Kebudayaan (5th ed.). Penerbit Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
E., R. D., & Kartika, N. G. A. (2022). Makna Teologi Sesaji Tradisi Ruwatan Desa pada Masyarakat Jawa di Desa Kumendung, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Jurnal Penjaminan Mutu, 8(1), 20–37. https://doi.org/10.25078/jpm.v8i1.760
Gladkova, A. (2015). Ethnosyntax. In F. Sharifian (Ed.), The Routledge Handbook of Language and Culture (1st ed., pp. 33–50). Routledge.
Gustaman, B., & Khoeruman, H. F. (2019). Antara Mitos dan Realitas: Historisitas Maung di Tatar Sunda. Metahumaniora, 9(1), 18–27. https://doi.org/10.24198/mh.v9i1.22873
Hansen, W. (2004). Handbook of Classical Mythology. ABC-CLIO, Inc.
Hashina, N. H. (2022). Mistisisme Jawa dalam Novel Janur Ireng Karya Simpleman. Jurnal Urban, 6(1), 77–96.
Haviland, W. A. (2020). Antropologi. (H. Sinaga, Ed.) (4th ed.). Penerbit Erlangga.
Humaeni, A. (2014). Kepercayaan kepada Kekuatan Gaib dalam Mantra Masyarakat Muslim Banten. El-Harakah, 16(1), 51–80. https://doi.org/10.18860/el.v16i1.2769
Jumadi, Zulkifli, & Noortyani, R. (2017). Antropolinguistik Dalam Mantra Dayak Maanyan di Kalimantan Selatan. Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya, 7(1), 35–49. https://doi.org/10.20527/jbsp.v7i1.3765
Kalsum. (1990). Figur Raja dalam Beberapa Mantra Jawa Barat Bagian Timor dari Sumber Lisan dan Tulisan. In Seminar Sejarah dan Budaya II tentang Galuh (pp. 1–13). Tasikmalaya: Universitas Siliwangi bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Jawa Barat, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, dan Ecole Francaise D’Extreme.
Kecskes, I. (2015). Language, culture, and context. In F. Sharifian (Ed.), The Routledge Handbook of Language and Culture (1st ed., pp. 113–128). Routledge.
Koentjaraningrat. (2015). Pengantar Ilmu Antropologi (10th ed.). Rineka Cipta.
Leeming, D. (2005). The Oxford Companion to World Mythology. Oxford University Press. https://doi.org/10.1093/acref/9780195156690.001.0001
Leonard, S., & McClure, M. (2004). Myth and Knowing: An Introduction to World Mythology.
McGraw-Hill.
LoisChoFeer, A. J., & Darmawan, D. R. (2021). Tradisi Tolak Bala Sebagai Adaptasi Masyarakat Dayak Desa Umin dalam Menghadapi Pandemi Di Kabupaten Sintang. Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi, 5(1), 53–68. https://doi.org/10.20961/habitus.v5i1.53723
Malinowski, B. (1948). Magic, Science and Religion and Other Essays. Illinois: The Free Press. https://doi.org/10.2307/3017623
Mandelbaum, D. G. (1949). Edward Sapir: Culture, Language, and Personality. University of California Press.
Marino-Jiménez, M., Flores-Núñez, A. M., Rivas-Sucari, H. C., & Vásquez-Espinoza, P. (2023). Myth and Identity: A Compilation of Oral Traditions in a University Context from Peru. Journal of Intercultural Studies, 1–16. https://doi.org/10.1080/07256868.2023.2229258
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook (2nd ed.). SAGE Publications, Inc.
Nuraida, A. (2023). Analisis Semiotika Roland Barthes pada Prosesi Pernikahan Adat Sunda “Sawer Pengantin.” Jurnal Bimas Islam, 16(1), 149–170. https://doi.org/10.37302/jbi.v16i1.880
Nurti, H. T., Purnamasari, H., & Amrullah, I. (2023). Fungsi dan Nilai Mantra Upacara Wuat Wa’i pada Masyarakat Rempo Desa Pondo Kabupaten Manggarai Barat-NTT. KODE: Jurnal Bahasa, 12(3), 85–102.
Putro, R. P., Rohmadi, M., Rakhmawati, A., & Saddhono, K. (2021). Religiusitas Islam dalam Serat Wedhatama Pupuh Gambuh. Jurnal SMaRT: Studi Masyarakat, Religi Dan Tradisi, 7(1), 71–100. https://doi.org/10.24090/ibda.v19i2.4520
Risager, K. (2015). Linguaculture: The language-culture nexus in transnational perspective. In F. Sharifian (Ed.), The Routledge Handbook of Language and Culture (1st ed., pp. 87–99). Routledge.
Salzmann, Z., Stanlaw, J., & Adachi, N. (2021). Language, Culture, and Society: An Introduction to Linguistic Anthropology. Westview Press.
Sibarani, R. (2004). Antropolinguistik. Penerbit Poda.
Silooy, C. V. (2023). Perdukunan, Sihir, dan Ragamnya: Sebuah Upaya untuk Memahami Praktik Rahasia dalam Narasi-narasi Kisah Para Rasul. Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi, 6(1), 81–99. https://doi.org/10.47457/phr.v6i1.338
Sukatman. (2020). Mitos Manuhara: Identitas Persona, Hegemoni Kuasa, dan Penguatan Industri Wisata Indonesia. In H. S. P. Saputra, N. Anoegrajekti, T. Maslikatin, Z. Umniyyah, & L. D. P. W. S. W. W. (Eds.), E-Prosiding Seminar Nasional Pekan Chairil Anwar (Vol. 1, pp. 447–460). Jember University Press.
Suwandi, S. (2017). Semantik: Pengantar kajian makna. (M. Rohmadi, Ed.). Media Perkasa.
UNESCO. (2020). International Mother Language Day ‘Languages Without Borders’’.’ Retrieved from https://en.unesco.org/sites/default/files/imld-2020-concept-note-en.pdf
Völkel, S., & Nassenstein, N. (2022). Approaches to Language and Culture. De Gruyter Mouton.
Wardani, A. P., Darmayanti, N., & Sofyan, A. N. (2020). Fungsi Mantra Kekuatan dalam Jangjawokan: Kajian Etnolinguistik. Jurnal Metabasa, 2(2), 55–63.
Wardani, A. P., Darmayanti, N., & Sofyan, A. N. (2021). Struktur Mantra Kekuatan dalam Buku “Jangjawokan Inventarisasi Puisi Mantra Sunda”: Kajian Etnolinguistik. Kajian Linguistik dan Sastra, 6(1), 54–71. https://doi.org/10.23917/kls.v6i1.12334
Wijana, I. D. P. (2015). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia (2nd ed.). Yogyakarta: Program Studi S2 Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada dan Pustaka Pelajar.
Wulyanti, I. M. (2021). Mitos Flora dan Fauna dalam Cerpen-cerpen Sunda Manglé: Kajian Hermeneutik. Lopian: Jurnal Pengetahuan Lokal, 1(1), 49–75.
DOI: https://doi.org/10.26499/surbet.v18i2.14665
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.